adsense

Rabu, 22 Juni 2011

Bolehkah Aku Mencintai Kekasihmu?

Bolehkah aku mencintai kekasihmu? Dia memperlakukanku tidak lagi seperti temannya, tapi seperti dia memperlakukanmu. Dia memerhatikanku, bertanya bagaimana hari-hariku, dan meluangkan waktunya untuk mendengar ceritaku. Dia juga mengatakan rindu, mengungkapkan kangen dengan caranya yang tak terduga. Jadi, kaujangan merasa paling UTAMA, karena kekasihmu memperlakukan aku sama seperti dia memperlakukanmu.

Bolehkah aku mencintai kekasihmu? Dengan segala isyarat yang dia perlihatkan padaku, kutahu dia tak lagi mencintaimu seperti dulu. Dari cara dia bercerita, dari cara dia mengungapkan rasa, kutahu dia tak lagi menganggapmu ada. Apa kaumerasa disakiti olehnya? Ketika kautahu dia berlari ke arahku saat tak ada kamu di sisinya. Di mana kamu saat dia membutuhkanmu? Kenyataan yang harus kauketahui, dia lebih sering menangis di pundakku, bukan di pundakmu.

Dan, sekarang aku tak perlu lagi bertanya: "Bolehkah aku mencintai kekasihmu?" Karena mungkin kautak mau tahu bagaimana akhir hubunganmu. Yang hanya kautahu, kaubisa menggunakan kekasihmu sebagai ATM berjalan, sebagai tukang antar jemput yang akan mengantarmu kemanapun kausuka. Sayang sekali, kauharus menyesal. Malam ini, dia akan memutuskan hubungan yang menyiksa itu. Kautak lagi bisa mengaturnya, kautak lagi berhak untuk membuat dia menangis dan terluka.

Kekasihmu adalah milikku. Dia akan mencintaiku lebih dari dia mencintaimu. Dia akan menjadi milikku satu-satunya. Bersamaku, dia tak perlu menggesek kartu ATM-nya, dia tak perlu menjadi supir yang merangkap menjadi pacar. Kauakan dibuatnya menyesal, kauakan dibuatnya menangis seperti kaumembuat dia menangis.

Aku dan dia akan tertawa melihatmu terluka. Memperoleh karma yang kautanam sendiri, itulah hasil yang harus kautuai. Dia tidak akan memandangmu sedikitpun, sekalipun kaumeradang, meronta, dan mengemis cintanya. Nikmati karmamu :)

Rabu, 08 Juni 2011

Membunuh Masa Lalu

Mataku sembab, menangisimu
Setiap kali mengingatmu
sama saja mengundang air mata membasahi pipiku
Pertemuan kita yang indah memang tak seindah cerita akhirnya

Aku masih menyimpan barang pemberianmu
menyekap mereka dalam kardus agar aku tak lagi melihatnya
Bahkan aku masih memikirkanmu saat kutahu kautak lagi memikirkanku
Semudah itu kaudatang
semudah itu kautinggalkan
Semudah itu kaumengendalikan hatiku
semudah itu kaumerusak dan mengobrak-abriknya

Jangan tanyakan mengapa hingga saat ini aku masih merindukanmu
Mengapa dalam rentan waktu tanpamu
aku merasa perasaanku mati seketika
Aku tak dapat membedakan mana tangis dan mana tawa
mana amarah dan mana cinta yang membuncah
Dunia semakin terlihat gelap dimataku

Bagaimana aku bisa merasa tersiksa jika kutahu kaubahagia bersama dia?
Mustahil bagiku
mengosongkan otak kiri dan kananku
hingga tak ada lagi kamu yang mengisinya
Sulit bagiku
saat harus membunuh masa lalu
masa dimana ada kamu
Hanya ada kamu